Sebagian orang yang sesat dan memilih jalan kesesatan bukanlah karena ia tidak tahu mana yang hak dan mana yang batil.
Akan tetapi dia tersesat karena kebencian dan kedengkiannya kepada orang lain atau kelompok lain.
Awalnya sepele, akan tetapi karena kebenciannya itu dibiarkan tumbuh dan
berkembang, bahkan dipupuk dengan perangai jahat dan kata-kata berbisa,
akhirnya ia tidak merasa lagi bahwa dia sesat, bahkan merasa dirinya
benar dan berada pada pihak yang benar.
Awalnya mungkin ada perperangan batin yang dahsyat seperti yang pernah
dirasakan oleh Umayyah bin Abi Shalt dan Abu Jahal. Akan tetapi ketika
bertemu dengan teman seide atau komunitas seperangai, kedengkian itu
mengkristal hingga menutup batinnya untuk melihat kebenaran. Akhirnya
sampai pandangannya terbalikpun tidak dia sadari lagi.
Sifat-sifatnya yang dulu mulia akhirnya terkikis menjadi biadab. Semua hanya berubah karena benci dan dengki.
Sejarah mencatat banyak sekali orang bertipe seperti ini. Di antaranya
para pembesar kafir Quraisy yang menjadi penentang dakwah Rasulullah,
seperti: Walid bin Mughirah, Al 'Ash bin Wail, Umayyah bin Khalaf,
'Uqbah bin Abi Mu'aith, 'Utbah bin Rabi'ah, Nadhar bin Harits, juga
gembong munafik Ibnu Ubay bin Salul dan seluruh Yahudi Madinah yang
tidak mau beriman kepada Rasulullah.
Baik itu kedengkiannya kepada pribadi Rasulullah maupun kebenciannya
kepada keluarga atau suku Rasulullah. Seperti, bagaimana dahsyatnya
kedengkian Bani Makhzum (suku Abu Jahal) kepada Bani Hasyim (suku
Rasulullah).
Atau yang lebih dahsyat dari itu bagaimana kedengkian Bani Hanifah (suku
besar Musailimah al Kadzdzab) kepada Bani Mudhar (suku besar
Rasulullah).
Seluruh orang yang kita sebutkan di atas awalnya adalah orang-orang
mulia yang bersifat dengan sifat baik. Para pemilik akal cerdas yang
menjadi rujukan. Hingga mereka dijadikan panutan dan pemuka masyarakat.
Tapi sayang sekali, mereka jadi jahat justru ketika kebenaran dan
hidayah datang menyapa.
Allah berfirmah dalam surat al Baqarah 109:
حسدا من عند أنفسهم من بعد ما تبين لهم الحق
"...karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka..."
Ya Allah, sucikan hati kami dari kedengkian yang menghitamkan hati
nurani. Pertemukan kami dengan teman-teman yang saling mengingatkan
untuk menjauhi sifat keji. Dan jauhkan kami dari orang-orang yang
meracuni batin kami dengan perangai yang Engkau murkai.
*
by Zulfi Akmal
(Al Azhar, Cairo)