Minggu, 07 April 2013

Kompasiana Berubah Jadi PKSiana?

 Emha Ibnu Masil

Sebulan terakhir ini Kompasiana mulai tampak seperti PKSiana. Memang sih fenomena ini tidak menyebar ke seluruh rubrik yang ada. Paling banyak tulisan tentang PKS muncul di rubrik politik, rubrik yang paling ramai di Kompasiana. Di rubrik lainnya ada juga nyelip tulisan tentang PKS tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Namun, secara keseluruhan fenomena PKSiana benar-benar menampakkan wujudnya.

Iseng-iseng, saya telah melakukan survey sederhana yaitu dengan mengetik kata “PKS” di kolom search. Dari hasil pencarian itu, saya catat tanggal terbit tiap artikel. Saya mendapatkan di bulan Maret ini ternyata kurang lebih ada 46 artikel tentang PKS. Maka jika di rata-rata berarti hampir setiap hari ada artikel tentang PKS. Bahkan ada yang cukup mencengangkan, di tanggal 2 Februari 2013 lalu, dalam satu hari tercatat artikel tentang PKS muncul 11 biji! Luar biasa bukan?

Tentu saja saya jadi makin penasaran. Saya membedah lebih lanjut siapa penulis yang rajin bicara tentang PKS. Hasilnya para penulis yang membuat artikel tentang PKS terbagi dua yaitu kader PKS dan non kader PKS. Yang non kader PKS terbagi lagi jadi tiga yaitu yang pro, yang kontra dan yang netral. Menariknya, semakin hari penulis yang pro semakin banyak –baik yang berasal dari kalangan kader maupun non kader– dibanding dengan yang kontra. Ini fenomena lain yang membuat saya jadi lebih penasaran lagi.

Bagaimana saya tahu penulis tentang PKS itu kader atau bukan? Akun palsu atau asli? Saya memang tidak tahu pasti. Saya hanya mengira saja melalui tulisan mereka dan juga komen-komen yang ada. Sebab ada yang mengaku terang-terangan sebagai kader PKS dan ada juga yang tidak. Pastinya yang kontra PKS saya anggap dari non kader. Tetapi itu tidak terlalu penting karena di artikel ini saya hanya ingin menyorot fenomena PKSiana di Kompasiana.

Seperti yang Anda lihat, artikel tentang PKS saling bersahutan antara yang pro dan kontra atau antara PKS Lover’s dan PKS Hater’s. Belum lagi kalau kita melihat di kolom komentar, yang pro dan yang kontra tidak kalah sengitnya beradu argumen. Benar-benar seru menyimaknya. Untungnya ditengah kecamuk antara pro dan kontra, yang netral ikut menengahi sehingga suasana jadi tenang kembali.

Pertanyaannya, apakah PKS diuntungkan dengan fenomena ini?
Jawabnya adalah sangat. Kompasiana adalah salah satu situs dengan trafik tinggi. Pembacanya pasti berpendidikan. Dengan membanjirnya tulisan tentang PKS berarti iklan gratis sudah pasti didapat oleh PKS. Soal isinya yang pro dan kontra, tidak terlalu penting. Karena dalam ilmu psikologi komunikasi dikatakan bahwa ketika frasa PKS masuk ke dalam pikiran bawah sadar maka ia tidak lagi mengenal tone negatifnya. Yang ada hanyalah PKS, PKS dan PKS.

Apalagi jika dicermati lebih mendalam, di bulan Maret ini, tone positif tentang PKS di Kompasiana lebih banyak daripada yang negatifnya. Ini berarti kader PKS terlibat aktif dalam “perang tulisan” di kompasiana ini. Alih-alih meratapi hujatan dan celaan penulis yang kontra, kader PKS justru aktif membuat tulisan yang mampu meng-counter dan mengimbangi hujatan tersebut.

Pembaca bisa menilai sendiri bahwa kualitas tulisan yang pro PKS memberi kesan bahwa mereka rata-rata cerdas dan kreatif. Contohnya ada judul yang terkesan negatif seperti PKS itu Berbahaya. Terus terang, saya tidak tahu penulisnya kader PKS atau bukan. Tetapi judul tersebut cukup provokatif dan mengundang pembaca untuk mengkliknya (tercatat sudah lebih dari 2000x dibaca). Padahal isinya justru positif.

Sebaliknya tulisan yang kontra juga tidak mau kalah. Mereka juga sering membuat judul yang provokatif. Cuma jelas sekali terlihat mereka terlalu banyak mencela tanpa bukti yang kuat. Bahkan terkadang isinya cacian semua. Tentu saja ini sangat disayangkan. Kebebasan yang diberikan Kompasiana dipenuhi oleh energi negatif. Inilah justru merugikan penulis itu sendiri karena kelihatan seperti orang bodoh lantaran argumennya dangkal dan seringkali tidak fair.

Untuk penulis yang kontra PKS ini, saya menyarankan teruslah menulis. Buktikan bahwa Anda bukan pecundang. Sajikan analisa yang tajam dan cerdas. Jangan biarkan kebodohan Anda semakin terlihat nyata dengan tulisan-tulisan sampah tak berarti.

Terakhir, untuk penulis yang pro PKS maupun yang netral, teruslah penuhi media ini dengan energi positif kebaikan dalam setiap bytes memori Kompasiana. Sehingga energi negatif akan kehabisan tempat, sampai-sampai mereka merasa perlu berteriak, “Tolooong…! Beri aku kesempatan meskipun hanya satu bytes memori di sini!”.

Demikian. Salam PKSiana…eh. ..Kompasiana!

sumber *http://politik.kompasiana.com/2013/03/30/ketika-kompasiana-berubah-jadi-pksiana-541606.html

0 komentar:

Posting Komentar