Featured Article

Rabu, 26 Februari 2014

Taujih Hasan Al Banna: Jauhilah 3 Sebab Kekalahan

Hasan Al Banna

وَلَقَدْ كُنْتُ، وَمَا زِلْتُ أَقُوْلُ لِلْإِخْوَانِ فِيْ كُلِّ مُنَاسَبَةٍ أَنَّكُمْ لَنْ تُغْلَبُوْا أَبَدًا مِنْ
أ‌- قِلَّةِ عَدَدِكُمْ
ب‌- وَلَا مِنْ ضَعْفِ وَسَائِلِكُمْ
ت‌- وَلَا مِنْ كَثْرَةِ خُصُوْمِكُمْ
ث‌- وَلَا مِنْ تَآلُبِ الْأَعْدَاءِ عَلَيْكُمْ، وَلَوْ تُجْمِعُ أَهْلُ الْأَرْضِ جَمِيْعًا، مَا اسْتَطَاعُوْا أَنْ يَنَالُوْا مِنْكُمْ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُم

وَلَكِنَّكُمْ تُغْلَبُوْنَ أَشْنَعَ الْغَلَبِ، وَتَفْقِدُوْنَ كُلَّ مَا يَتَّصِلُ بِالنَّصْرِ، بِسَبَبِ إِذَا
أ‌- فَسَدَتْ قُلُوْبُكُمْ
ب‌- وَلَمْ يُصْلِحِ اللهُ أَعْمَالَكُمْ
ت‌- أَوْ إِذَا تَفَرَّقَتْ كَلِمَتُكُمْ، وَاخْتَلَفَتْ آرَاؤُكُمْ

أَمَّا مَا دُمْتُمْ
أ‌- عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ
ب‌- مُتَّجَهٍ إِلَى اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
ت‌- آَخِذٍ فِيْ سَبِيْلِ طَاعَتِهِ
ث‌- سَائِرٍ عَلَى نَهْجِ مَرْضَاتِهِ

فَلَا تَهِنُوْا أَبَدًا، وَلَا تَحْزَنُوْا أَبَدًا، وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ شَاءَ اللهُ، وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ 

Semenjak dulu, dan sampai sekarang, saya selalu katakan kepada Ikhwan, dalam setiap momentum: bahwa kalian selamanya tidak akan terkalahkan karena:
1. Sedikitnya jumlah kalian,
2. Lemahnya sarana kalian,
3. Banyaknya musuh kalian,
4. Konspirasi para musuh kalian, dan seandainya seluruh penghuni bumi bersepakat, mereka tidak akan mampu menimpakan apa pun kepada kalian kecuali yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Namun, kalian terkalahkan dengan seburuk-buruk kekalahan, dan kalian kehilangan segala yang berhubungan dengan kemenangan, disebabkan jika:
1. Hati kalian telah rusak,
2. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi memperbaiki amal kalian,
3. Atau kalimat kalian telah terpecah belah, dan pandangan kalian telah saling berselisih

Adapun jika kalian selalu
1. Satu hati,
2. Berorientasi kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
3. Berjalan pada jalan ketaatan kepada-Nya,
4. Berjalan di atas manhaj meraih ridha-Nya

Maka, kalian tidaklah menjadi hina selamanya, tidaklah menjadi sedih selamanya, dan kalian selalu berada pada posisi tertinggi insyaAllah, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu bersama kalian,

وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
“dan sama sekali Dia tidaklah akan mengurangi pahala kalian” (QS. Muhammad: 35)

Sumber:
Kitab Manhaj Ishlah wat-Taghyir (كتاب منهج الإصلاح والتغيير), hal. 35
Ditulis ulang oleh Tajul Arifin

Senin, 24 Februari 2014

Belajar dari Air Putih, Bekerja Tanpa “Buih”



Untuk membedakan pekerjaan kecil dan besar, Anis Matta mengambil perumpamaanair putih dan air berkarbonasi. Dua jenis air ini sama-sama populer di masyarakat. Namun, ada perbedaan karakteristik antara dua jenis air ini.

“Kalau air berkarbonasi kita tuangkan ke dalam gelas, apalagi kalau dingin, yang pertama memenuhi gelas adalah busanya. Begitu didiamkan, busanya akan turun. Ternyata airnya cuma sedikit. Waktu kita minum, enak, tapi dalam jangka panjang tidak sehat bagi tubuh,” kata presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu saat mengisi acara Dialog Kebangsaan bertema “Membangkitkan Semangat Kepahlawanan”, Sabtu (15/2), di Ende, Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan air putih, tutur Anis, memiliki karakteristik apa adanya. “Kalau dituangkan ke dalam gelas, yang tampak adalah yang sebenarnya. Waktu diminum, rasanya hambar.  Tapi kalau diminum dalam jangka panjang, itu sangat sehat bagi tubuh,” ungkapnya.

Pekerjaan yang dilakukan oleh pahlawan, dalam sudut pandang Anis, bisa diumpamakan seperti memberi air putih kepada manusia. Hal ini karena air putih sangat bermanfaat untuk tubuh manusia. Apalagi kalau diminum sesuai dengan anjuran kesehatan.

“Saat bangun tidur, cara terbaik untuk mengaktifkan sel-sel syaraf adalah minum air putih, bukan kopi, bukan juga merokok. Minumlah kira-kira setengah liter. Anda akan merasakan adanya aktivasi otak. Dan itu membuat daya tahan tubuh lebih kuat. Apalagi kalau dalam sehari Anda mengonsumsi sekitar tiga liter,” terang Anis.

Kemudian Anis melanjutkan, “Ada orang yang populer sesaat. Orang itu mengerjakan pekerjaan kecil yang dibesar-besarkan. Walhasil, kelihatan ramai. Tapi kita tidak dapat membohongi sejarah. Ada waktunya ketika orang ini pergi, pekerjaannya dinilai tanpa pertanggungjawaban yang bersangkutan. Setelah busanya pergi, kita mulai bisa melakukan penilaian secara objektif.”

Selanjutnya, Anis menyampaikan harapan terhadap kader dan simpatisan PKS di seluruh dunia. “Saya ingin kita berorientasi pada kerja-kerja yang sebenarnya. Saya ingin kita memberikan air putih kepada masyarakat, bukan air berkarbonasi. Kalau lihat orang minum air putih, jarang yang beri komentar. Tapi sebenarnya air putih itu menyehatkan tubuh. Seperti itulah makna menjadi pahlawan!” pungkasnya. (DLS/MFS)

"Mengapa PKS"





1. Skrg ramai publikasi survei.. Kadang2 bikin bingung.. Kami ambil positifnya saja.. Berarti politik kita makin ilmiah.

2. Dlm bbrp survei, posisi PKS agak di bawah.. Tergerus isu hukum katanya.. kami baca sebagai masukan utk perbaikan.

3. Kami optimis.. Krn pemilu berlangsung di bilik suara, bukan dr wwncra petugas survei. Tp juga tdk mau lengah.. Kerja keras!!

4. Sblm kasus hukum terjadi, elektabilitas kami baik.. Pada 2009, #KS adlh 'market leader' partai menengah & partai islam.

5. Kasus hukum adlh satu kejadian.. Kami harus berjalan terus.. Kader, pengurus, caleg, simpatisan bekerja terus.

6. PKS adalah partai kader, bukan partai figur.. Masalah bisa mengenai satu orang, organisasi harus bertahan.. Kaderisasi jalan terus.

7. Kekuatan PKS ada pd kader, bukan figur.. Komitmen pada visi & nilai, bukan pada orang.

8. Kami belajar 'in the hard way' dari kasus hukum.. Ujian utk naik kelas.. Instropeksi & perbaikan diri.. Lalu siap bergerak lagi.

9. Sikap & keberpihakan PKS selama ini jelas: demi rakyat.. Masuk koalisi bukan berarti kehilangan sikap kritis & obyektif.

10. Kami menolak kenaikan BBM, krn mnrut kami pemerintah belum kasih 'best effort' utk kendalikan harga.

11. Kami juga tolak kenaikan harga elpiji.. Urusan rakyat tdk boleh "dilepas" ke pasar.. Hrs ada keberpihakan yg jelas.

12. Sebagian mengkritik PKS ingin melemahkan KPK.. Sila amati lagi pembahasan RUU KUHAP.. Sikap kami jelas:  kepastian hukum.

13. Alhamdulillah, kader kami juga dipercaya sbg pemimpin di daerah.. Ada sejumlah gubernur, bupati, dan walikota.

14. Bahkan, sebagian mereka terpilih ketika kasus hukum sedang menghangat.. Tp krn kader PKS terus bekerja, rakyat percaya.

15. Kini caleg & kader kami sedang berjuang untuk mendapatkan kepercayaan & amanah dari Anda, pemilih pada pemilu 2014.

16. InsyaALLAH.. dgn dukungan Anda, kami dapat melanjutkan kerja keras kami mewujudkan Indonesia yg adil & sejahtera.

___
*Kultwit @anismatta (21/2/2014)

Jumat, 21 Februari 2014

Dasar PKS!



PKS harus mempertanggungjawabkan kepada publik mengapa warga gereja Spiritus Santos ridho menyanyikan mars PKS!

PKS harus menjelaskan ke semua anak bangsa alasan warga gereja Spiritus Santos mau mendukung PKS!

Apakah PKS begitu konsisten mengusung konsep Piagam Madinah hingga ummat Nasrani pun begitu terbuka dengan visi-misi PKS?

PKS memang suka bikin bingung!
Kita tak keberatan jika mars PDIP, mars Partai Golkar, mars Partai Demokrat, mars PKS, mars PAN, mars Gerindra dan lain-lain dinyanyikan siapa saja. Tapi mengapa kami jadi sibuk membicarakan PKS ketika mars PKS dinyanyikan ummat Nasrani?

Ini kan urusan sepele. Tapi kenapa kami seperti kehilangan akal kalau sudah membahas PKS?

Ada apa sih di dalam PKS sampai-sampai energi kami tersita hanya untuk mengurusi PKS?

Atau karena kami terlalu menganggap PKS ini partai suci sesuci malaikat?
Atau kami terlanjur menganggap PKS ini partai ideal?
Sampai-sampai kami menganggap lagu mars sesuci isi kitab suci.

Kalian itu makin dicaci, malah makin solid...

Dasar PKS!

https://www.facebook.com/Harmasto.Hendro.Kusworo

Kamis, 20 Februari 2014

Salah Satu Problem Umat: Simplifikasi!



Oleh Wawan Dinawan
@wdinawan on twitter

Kita sedang menghadapi sebagian yang taat kepada Islam dan anti pati segala sesuatu selainnya, termasuk anti pati berkawan dengan selainnya.

Mengajak selainnya tolong menolong dalam muamalah gak boleh. Bahkan ketika selain muslim mendukung gerakan Islam, mereka menolak.

Entah apa yang dipandang, seolah memperjuangkan Islam itu harus dengan konfrontasi dengan selainnya.

Ketika non muslim mendukung perjuangan Islamis, dianggapnya bekerja sama dengan musuh Allah. Apakah demikian?

Tentu harusnya tidak. Remember, kafir itu ada 2 : harbi dan dzimmi. Bahkan yang bayar jizyah dilindungi sama dengan muslim.

Di PKS misalkan, ketika non muslim sudah mau mengikuti simbol-simbol kita, mengakui eksistensi kita, mendukung kita, kita disalahkan.

Mengundang mereka berbagi pikiran juga salah, bahkaaaaan, non muslim mau tunduk dengan AD/ART PKS pun salah. Gimana berpikirnya ya?

Bukannya kita berharap mereka ikut "millah" kita? Kok setelah mereka ikut millah kita, kita dicaci dimaki dan dibentak?

Yang perlu dicatat, kita hanya bermusuhan dengan mereka yang memusuhi kita (harbi). Bukan yang mengadakan perdamaian dengan kita.

Saya kira ummat ini salah persepsi. Mencampur aduk semua sektor kehidupan ini menjadi 1 masalah besar yakni Aqidah.

Qunut masalah aqidah, yasinan, barzanji, maulid, koalisi, demokrasi, unjuk rasa, dsb semuanya dianggap masalah aqidah. Ini masalahnya.

Jangan-jangan kalo besok khilafah bekerjasama dengan nasrani memerangi yahudi dianggap bermasalah dalam aqidah. Baca lagi lah kisah akhir zaman!!! (ada hadits Nubuwah tentang hal ini -ed)

Nubuwwahnya jadi salah dong ya? Saat muslim + nasrani melawan yahudi. Itu KOALISI dengan KAFIR. Ini masalah aqidah. #geleng2

Kita biasa berpikir hitam putih, salah atau benar, iman atau kafir. Bukannya para ulama dahulu gak gini ya?

Contoh lain: arisan itu riba, asuransi riba, uang kertas riba, bank riba. Yang ga riba cuma dinar dan dirham. Ini case hitam putihnya kita.

Kalo mau baca dan melihat realita, yang dibilang hitam bisa jadi benar hitam bisa jadi putih. Atau abu-abu.

Simplifikasi sebuah permasalahan menjadi kesimpulan ini masalah besar kita.

Simplifikasi ini lah juga yang biasa kita lihat di saudara-saudara kita dimana masalahnya hanya 1 dan khilafahlah solusinya.

Blending dan simplifikasi masalah kepada masalah aqidah banyak dilakukan oleh kawan-kawan yang lain sehingga mereka berpikir hanya perbaikan aqidah.

Benar kata anis matta, kesibukan kita kemudian hanya mencari diskusi ilmiah tentang masalah dan solusinya. Kemudian tutup dengan hamdalah. Lalu bertemu taklim berikut.

Dari taklim ke taklim terus ke taklim yang lain. Akhirnya ga ada hasilnya...

Syeikh Sholeh al Fauzan: “Umat Islam Satu Hizb, jangan Saling Membid’ahkan”


Syeikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan

Seorang ulama besar Arab Saudi yang juga anggota Majelis Fatwa, Syeikh Dr. Sholeh bin Fauzan al Fauzan  mengingatkan para penuntut ilmu agar tidak bersifat fanatik terhadap golongan, mazhab dan tokoh yang mengundang perpecahan.

“Umat Islam itu satu hizb, satu jamaah yang tidak menerima perpecahan. Janganlah kita saling membelakangi, saling membid’ahkan dan mengkafirkan satu sama lain di antara kita,” demikian tegas Syeikh al Fauzan di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM) yang berasal dari seluruh dunia di aula utama al Malik Saud kampus UIM, Senin (17/02/2014) kemarin

Menurutnya, hal tersebut karena umat Islam itu satu “partai” dan satu jamaah yang tidak menerima perpecahan yang melemahkan umat.

Acara yang dipandu langsung oleh rektor UIM Prof. Dr. Abdurrahman as Sanad  tersebut merupakan rangkaian acara kunjungan resmi Syeikh al Fauzan ke kota suci al Madinah al Munawwarah.

Dalam pidatonya, beliau juga mengingatkan dampak negatif dari Taassub dan perpecahan. Menurut anggota Hai’ah Kibar Ulama (MUI-nya Arab Saudi) ini, fanatik golongan adalah musibah dan azab, sedangkan berpegang teguh pada tali Allah adalah kewajiban dan kemenangan.

“Kita adalah saudara dan kaum muslimin seperti satu jasad, ketahuilah bahwa musuh-musuh Islam sangat serius untuk memecah persatuan diantara kita, maka kewajiban kita untuk terus bersatu di bawah naungan al Quran dan as Sunnah, kalau tidak kita akan lemah,” kata Syeikh al Fauzan.

Berbeda pendapat, kembalikan al Quran dan as Sunnah

Syeikh al Fauzan juga mengingatkan bahwa perbedaan pendapat di masalah-masalah furu’iyah mungkin saja terjadi dan solusinya adalah mengembalikan masalah tersebut kepada al Quran dan as Sunnah tanpa ta’assub (fanatisme) kepada pendapat seorang tokoh atau yang lainnya, tetapi kita ber-taasub kepada kebenaran yang dibawa oleh syariat.

“Tujuan kita adalah mencapai kebenaran, bila ada seseorang diantara kita yang salah dinasehati untuk kembali pada kebenaran, dengan penuh hikmah menjaga rasa cinta dan menghindari perdebatan antara kaum muslimin,” demikian terang Syeikh yang juga anggota Majma’ Fiqhi di Makkah ini.

Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Islam Madinah (UIM) yang berasal dari seluruh dunia di aula utama al Malik Saud kampus UIM, Syeikh Sholeh juga menyinggung empat imam mazhab; Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad, adalah imam sunnah yang harus diikuti.

*sumber: Hidayatullah

Indonesia Surplus Beras, 25% Berasal Dari 4 Provinsi Yang Dipimpin Kader PKS



Indonesia pada tahun 2013 lalu mengalami surplus beras sebanyak 5,4juta ton. Hal ini disampaikan oleh Suswono, Menteri Pertanian bahwa Indonesia mengalami surplus beras nasional sampai dengan 5,4juta ton sebagaimana dikutip dari kompas.com.

"Sekarang Bulog tidak impor tahun ini. Berarti surplus kita kira-kira 5,4 juta ton," kata Suswono ditemui usai Rakor Pangan, di Jakarta.

Surplus beras ini tidak lepas dari keseriusan Menteri Pertanian dalam rangka mensejahterakan petani yang ada di Indonesia. Uniknya dari surplus beras ini, 25,69 persen  berasal dari Provinsi yang dipimpin oleh kader-kader PKS.

Berdasarkan data pada web resmi Badan Pusat Statisik Indonesia, bps.go.id bahwa 25,69 persen dari jumlah surplus beras tahun 2013 berasal dari 4 Provinsi yaitu Jawa Barat (16,95%), Sumatera Utara (5,23%), Sumatera Barat (3,41%) dan Maluku Utara (0,10%). Berdasarkan data ini maka seperempat (1/4) produksi beras nasional disupplay dari 4 provinsi tersebut.

Sebagaimana diketahui bahwa 4 Provinsi tersebut dipimpin oleh kader-kader PKS, Jawa Barat oleh Ahmad Heryawan, Sumatera Utara oleh Gatot Pujo Nugroho, Sumatera Barat oleh Irwan Prayitno dan Maluku Utara dipimpin oleh Abdul Ghani Kasuba (wakil gubernur yang sekarang terpilih sebagai gubernur).  [kasurau]

Selasa, 18 Februari 2014

Estafet Cinta Pengemban Risalah




Bismillah

1. Ketika #cinta bertanya maka bahasa yg digunakan dibaca sebagai perhatian. Ketika benci berucap pertanyaan adalah intervensi harga diri.

2. Ketika #cinta menyapa dg senyum maka dibaca sebagai harapan, motivasi & dukungan. Tp saat benci tersimpan senyum adalah ejekan menyakitkan.

3. Ketika #cinta tawarkan bantuan itu adalah tindakan heroik yg terkenang. Smentara saat benci ulurkan tangan menolong itu artinya penghinaan.

4. Ketika #cinta mencari tahu suatu masalah maka itu adalah mukaddimah keindahan. Saat benci melakukannya berarti melanggar privasi.

5. Ketika #cinta memuji maka kan slalu memesona bak surga di langit tujuh. Tp saat benci memuji itu sama dg mnantang atau stidaknya basa-basi.

6. Bahkan ketika #cinta tampakkan lemah & tiada daya menjelma kuat tak tergoyahkan. Tp saat benci lemah maka akan ditindas,digilas sekuatnya.

7. Ketika #cinta mencurahkan isi hati itu bermakna kepercayaan luar biasa. Ketika benci melakukannya, seolah seperti sampah tak berguna.

8. Ketika #cinta berbagi maka sangat indah terlihat sbg ungkapan hati. Bila benci yg melakukan maka akan dianggap rendahkan martabat diri.

9. Bahkan ketika #cinta tiada berita &kabar kan ada ribuan alasan tuk brbaik sangka. Namun bila benci berbuat maka selesailah, tamatlah cerita.

10. Ketika #cinta berbeda pendapat akan ada jeda memahami, jembatani, cari titik temu perbaikan. Jk benci spt itu maka api yg membakar apa saja.

11. Ketika #cinta merasa sendiri, akan ada seribu jalan hadirkan bayangannya. Tp jika itu benci maka lengkaplah cara tuk menguburnya dalam-2.

12. Ketika #cinta bertemu kata perpisahan, ia kan sanggup besarkan jiwa bhw itu sementara. Tp jk itu benci maka pertemuan menjadi mustahil.

13. Jika #cinta brsua kesulitan, rintangan atau yg tak menyenangkan kan ada kekuatan lewatinya. Jk benci datang mk kata menyerahpun sertainya.

14.#Cinta adalah empati, memberi, berkorban, menerima, bertahan, mengalah & menumbukan. Sedang benci...

15. Benci, iri, dengki saling bertautan. Lahirkan dendam & aksi tak terpuji. Merusak & menghancurkan pintalan #cinta yg terajut sejak lama.

16. Jika harus ada mengorbankan #cinta, tirulah Ibrahim sang teladan #cinta. Tau letakkan prioritas dan berikan totalitas penghambaan.

17. Ibrahim yang korbankan Ismail tidaklah seperti para orang tua saat ini yang korbankan anak-anaknya. Demi obsesi matrealistiknya.

18. Ibrahim lakukan perintah sembelih anaknya karena semata penuhi totalitas ketundukan. Ia tak tahu apa yg akan terjadi setelahnya.

19. Sangat sulit & dilematis memang. Tp ia yakin Sang Maha #Cinta sedang mengujinya. Dan ia pun lulus dg penghargaan tingkat pertama.

20. #cinta datang tidak utk menyakiti atau mengekang atau mematahkan atau mematikan atau menelantarkan apalagi merusak & membunuh dg kejam.

21. #cinta datang untuk menumbuhkan, hapuskan kata menyerah. Kuatkan yang lemah. Beranikan yang takut. Beri harapan tanpa lelah.

22. Itulah estafet #cinta Ibrahim ke Ishaq ke Ya'qub. Dan Yusuf. Tak lekang oleh niat jahat/keburukan yg dilakukan sebagian saudara2nya.

23. Atau estafet #cinta Ibrahim ke Ismail kemudian ke Nabi Muhammad Saw yg disebarkan untuk kaumnya kemudian seluruh umatnya, semua manusia.

24. Tak ada dendam meski beliau dijuluki gila setelah digelari sbg org termulia. Karena #cinta mjd tameng kemarahan & angkara murka.

25. Tiada dendam meski beliau dijuluki pendusta setelah sebelumnya digelari sang terpercaya (al-amin). #cinta hadir menghiburnya.

26. Tiada pupus harapan meski seluruh penduduk Thaif lemparinya dg batu. Lukai fisik & hatinya. Malaikat pun geram tawarkan siksa bg mereka.

27. Dg #cinta beliau menolaknya,dg harapan dr keturunan2 mereka ada org2 yg mau dengar dakwahnya. Lembut,sabar & penuh kasih syg pd umatnya.

28. Dg #cinta beliau buktikan Islam adalah agama damai, tenang, sejuk & aman. Bisa dianut siapa saja, tanpa ada kasta & kelas-kelas sosial.

29. #cinta nya pd umat buktikan tumbuh pesat dakwahnya di berbagai lini kehidupan, dari satu menjelma 114.000 jiwa. Dakwah siang malam...

30. Sejarah akan bertutur bahwa #cinta adalah kekuatan dahsyat tak terkalahkan. Selama-lamanya. Oleh kejahatan & kezhaliman jenis apapun.

31. Tak ada yg kalahkan #cinta Nuh pd tugas dakwahnya, meski minim pengikut dgn waktu yg sgt lama. Bahkan anak & istrinya jg memusuhinya.

32. #cinta Ibrahim pun kuatkan istri & anaknya. Berkorban untuk raih cinta yang lebih besar dari zhahirnya. Sang Pemilik cinta sesungguhnya.

33. #cinta yusuf ash-shiddiq pun kalahkan iri dengki & permusuhan. Berakhir dengan kemuliaan & jabatan posisi yang diincar2 musuh-2nya.

34. Namrud, Firaun, Jalut, Abu Jahal adalah simbol2 perusak #cinta. Semuanya binasa dg kehinaan yg nyata & dikenang org2 setelahnya.

35. Nuh, Ibrahim, Yusuf, Dawud, Musa & Muhammad adalah simbol2 penebar #cinta yg tak menyerah digempur iri & dengki yg merongrongnya.

36. Demikian seharusnya kita rawat #cinta, sebarkan, tebarkan, sambungkan, dan estafetkan kepada sebanyak-banyak mungkin hamba-Nya. ~End~


*https://twitter.com/L_saba

Kamis, 13 Februari 2014

Mengingat Kembali Syarat Kemenangan Dakwah



(Catatan Alzena Valdis Rahayu)

Bahasan liqo tadi pagi tentang Syarat Kemenangan Dakwah bersama saudari tercinta di Masjid Al-Hurriyah Bogor. Kita ketahui dakwah yang kita lakukan adalah bukan karena harta tetapi untuk ummat. Oleh karena itu tinggal tindakan kita saja untuk dakwah inibagaimana, dan tentunya Allah yang selalu memudahkan langkah-langkah kita. Perlu kita ingat dakwah pastilah menang, dengan atau tanpa kita. Maka, keterlibatan kita dalam dakwah adalah pilihan. Silahkan memilih, hendak jadi penontonkah, pemainkah, atau sekedar komentator dakwah. Semoga Allah berkenan menjadikan diri kita sebagai bagian dari pelaku kemenangan dakwah itu. Aamiin.

Faktor-faktor yang menjadi syarat kemenangan dakwah sebagai berikut:

Niat yang ikhlas

"Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)

Taat kepada pemimpin

Ibn Umar ra. berkata : Nabi Saw. bersabda : “Seorang muslim wajib mendengar , taat pada  pemerintahnya dalam hal yang disetujui atau tidak disetujui kecuali jika diperintah untuk maksiyat , maka apabila diperintah maksiyat tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.” (Terjemah Riadhus Shalihin I , Salim Bahreisy, Hal. 535 )

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Nabi Saw. pernah bersabda : “Seseorang harus mendengar dan mematuhi perintah imam selama bukan perintah maksiyat . Apabila seseorang diperintah maksiyat maka tidak boleh mendengar dan mematuhi.” ( Ringkasan Hadis Shahih Al - Bukhari, Imam Az – Zabidi , Hal. 600 )

”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya  dan ulil Amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih baik akibatnya.” (QS. Annisa : 59)

Sabar dan siap bersiaga 

“Sekarang Allah meringankan untukmu. Dia mengetahui bahwa padamu ada kelemahan, maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika ada seribu orang (yang sabar) niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal: 66)

Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”  (QS. Ali-Imran: 125)

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali-Imran: 200)

Tsabat/berteguh hati

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal:45)

Tawakal kepada Allah

“Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi ni'mat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".( QS Al-Maidah: 23)

Hindari perselisihan

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntun”.. (QS. Al-Anfal: 45)

Doa dan Dzikir

“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 250)

Yupz hanya segitu saja yang bisa saya sampaikan terkait tentang bahasan kelompok liqo saya tadi pagi, semoga ilmu yang telah disampaikan murrobiyah saya ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan dalam keseharian kita.***


*follow @Ririnsukses on twitter

Senin, 10 Februari 2014

Inisial Mereka

Islamedia - Hari ahad pekan ini, kembali agenda ke agenda rutinan taklim untuk adik-adik tingkat sekolah dan kampus. Agenda taklim ini insyaallah akan dimulai pukul 10.00 nanti, namun seperti biasa saya “kepagian” sampai di lokasi pukul 08.00. Hampir selalu demikian yang saya jalani dalam tiap agenda dakwah di kota ini, sebab bila memang sebelumnya saya tak ada agenda, maka saya akan berusaha untuk berangkat lebih awal agar tak terlambat. Bila dipikir kembali, hal ini sudah saya jalani kurang lebih 4 tahun lamanya. Hal ini bagi saya pribadi bukanlah masalah, sebab banyak hal yang bisa saya lakukan untuk mengisi waktu menunggu ini. Misalnya dengan tilawatul qur’an, morojaah hafalan, baca buku, makan, dan banyak hal lagi. Pada saat ini saya lebih memilih menulis tulisan ini.

Sepanjang perjalanan dari tempat kosan saya hingga kota ini, selalu ada kisah dibalik tiap-tiap interaksi perjalanan yang saya lakukan. Kisah-kisah yang saya dapatkan senantiasa berbeda, baik bila melauli jalur perjalan yang senantiasa sama, lebih-lebih ketika melewati jalur perjalanan yang berbeda. Kali ini saya perhatikan sepanjang jalan ramai sekali dengan baliho, stiker, bendera,poster, dengan 1 tema yang sama yaitu berlomba-lomba untuk menarik suara masyarakat dalam pemilu legislatif. Hal ini bukanlah hal yang aneh menurut saya, sebab memang beginilah konsekuensi dari sistem demokrasi pancasila yang akan berhajat besar pada tahun ini. Pesta demokrasi yang memang mesti dijalani dengan semangat saling berlomba dalam kebaikan untuk membangunindonesia yang adil-sejahtera. Semarak pesta ini sudah semestinya disambut dengan penuh gegap gempita (seperti pada lagu). Tentunya dengan banyak sekali catatan-catatan dari para pengkeritik politik.

Hal awal yang diperhatikan adalah aspek estetika pemasangan atribut kampanye, yang menjadi pembicaraan yang cukup menarik bagi kita. Tentunya bila diperhatikan perjalanan negri yang baru belajar demokrasi se-usia remaja, hal ini masih dapat dimaklumi dan dimaafkan. Oleh karena itu, lagi-lagi publiklah yang semestinya lebih cerdas dalam menilai aspek kesantunan estetika pemasangan atribut-atribut tersebut. Sebab tidak sedikit dari para calon anggota legislatif yang begitu bersemangat dalam hingar-bingar publikasi atribut kampenye. Namun, bak permata diantara bebatuan kerikil, masih ada para calon anggota legislatif yang tetap pada ideolgisnya. Mereka tetap teguh menjaga izzah (kehormatan) dalam mempublikasikan atribut kampanye dan dengan kesantunan yang membumi. Mulai dari peroses pengadaan, pembagian tugas sesama kader partainya, penentuan tempat yang strategis, pemasangan atribut tanpa merusak, dengan menjaga utuh kesantunan dalam ruang terbuka masyarakat.

Sedikit saya kisahkan perjalanan saya ditempat yang lain, lebih spesifiknya adalah di kota Weiden-Jerman. Pada saat itu bertepatan dengan pemilu raya baik ditingkat provinsi dan nasional (oktober 2013). Satu hal yang sangat jelas berbeda adalah, begitunya rapih tatanan tiap atribut kampanye para calon pimpinan yang bertarung dalam pemilu di Jerman. Semuanya begitu rapih sepanjang apa yang saya pandang dalam tiap perjalan yang saya tempuh disana. Tentunya hal ini tidak semerta-merta membuat saya gunjang-ganjing dengan yang biasanya terjadi di negri tercinta, sebab banyak hal yang memang belum saya ketahui tentang hal-hal yang berbeda secara perinsip dari pesta akbar demokrasi di Jerman dan di Indonesia. Karena memang apa yang saya saksikan di Jerman hanyalah sepintas lalu saja, namun seperti itulah kenampakannya.

Kembali kepada apa yang terjadi di kota-kota negri ini, dengan memperhatikan secara jelas dari kompetisi jelang pemilu legislatif. Hal-hal yang terlihat sepintas-lalu tidak rapih dan cendrung amburadul ini tidak bisa secara utuh disalahkan. Sebab secara perinsip, masyarakat (dalam hal ini selaku publik demokrasi) berhak tahu siapa saja yang nantinya akan menjadi dewan perwakilan suara mereka. Dengan catatan publik juga penya kewajiban yang derajatnya sama seperti haknya, yakni dalam hal melakukan penilaian yang selektif dan cerdas. Sebab dengan porsi kepahaman yang seimbang antara hak dan kewajiban pada tiap pemegang hak suara ini-lah, demokrasi yang dewasa dan sehat dapat tercipta di negri ini.

Salah satu kriteria utama layaknya para peserta pemilu ini untuk dipilih adalah kecerdasan sistemkampanye yang dilakukan. Yang mesti disadari pertama adalah kesuaian porsi antara pempublikasian dengan pencerdasan kenapa mereka harus dipilih. Mulai dari atribut kampanye hingga kerja tim yang solid dari para kader partainya. Sebab dengan memerhatikan hal inilah, sejatinya publik dapat melihat secara utuh keprofesionalan partai yang akan mereka pilih. Sekaligus dapat menilai kualitas caleg-caleg dari partai tersebut, yang memang dipilih sebagai suatu peroses pengaderan politik utuh, bukan hanya penunjukan pragmatis partai. Sebab memang akan terlihat jelas para caleg yang memiliki peroses panjang dalam membangun masyarakat hingga akhirnya peroses pengaderan dalam partai ditentukan.

Kelayakan partai dan kadernya sungguh kentara sekali terlihat, bila kita mau berhenti sejenak dan berpikir tentang proses. Bukan produk sepintas lalu berupa atribut kampanye yang kita kritisi, namun yang paling penting adalah proses detail yang merajutnya secara utuh. Kelayakn ini dapat kita perhatikan dan pikirkan dari gerak silaturahim penuh kesantunan para kader-kader partai tersebut, serta antusiasme positif para simpatisan, hingga sikap para lawan politiknya. Sebab ketulusan peroses panjang para kader partai tersebut daalam membangun masyarakat tidak akan pernah bisa dibohongi.

Kelayakan itu diejahwantahkan dalam kerja-kerja penuh cinta yang mereka lakukan, serta keharmonian kerja tiap kader mereka dalam membangun masyarakat yang tidak pernah turun kualitasnya. Baik dalam masa sebelum pemilu, lebih-lebih ketika masa pemilu ini. Ini bukanlah hal yang mengada-ada, silahkan lihat secara utuh sekeliling dengan kepedulian kita selaku publik yang cerdas dalam menilai kesantunan. Senyum-senyum tulus mereka takkan pernah bisa di-elak-kan sebagai suatu rasa cinta yang tulus dari hati. Kerja-kerja yang mereka lakukan sedari dulu, bukanlah isapan jempol belaka, sebab kita menyaksikan betul peroses itu. Kerharmonian yang mereka bangun dalam kader mereka, simpatisan, dan rival politiknya sungguh sejuk sekali terlihat oleh kita.

Biarlah hegemoni pesta demokrasi ini mendidik kita, jangan sampai kalah dengan gelombang pragmatisme nan tak etis yang membuat kita sesak. Hiduplah dengan menjadi manusia yang memerhatikan manusia sekeliling yang terus berkerja dengan tulus melayani. Lihatlah dengan seksama hasil kerja panjang yang mereka dan partainya beri untuk kita dan negri ini. Adil-lah kita dalam menilai kesejahteraan yang tidak semata-mata dengan prgmatisme politik. Namun, lihatlah sistem kebijakan politik yang telah dibangun, serta hasil-hasil manis yang mulai bisa kita nikmati kini. Memang belum sepenuhnya nilai-nilai kabaikan ini terbangun secara mengakar utuh dalam negri ini. Oleh karena itu, keberlanjutan harus tetap berjalan. Hingga Indonesia yang adil sejahtera dapat bersemi serta bertumbuh menjadi negri yang diidamkan seluruh rakyatnya.

Bantulah mereka agar mereka senantiasa dapat senantiasa membantu kita dan negri ini menjadi negri “yang baldatun, thoyyibatun wa robbun gofuur”…

itulah sepintas hal yang saya pikirkan dari interaksi dalam perjalanan aktivitas ahad ini, setidaknya hal-hal penting yang ingin saya bagi sudah saya sampaikan dengan tulus. Semoga kerja-kerja penuh cinta yang kami lakukan dengan harmoni ini, dapat membantu masyarakat sekalian dan negri ini secara utuh. Oleh karena itu, bantulah kami agar kami senantiasa dapat membantu anda dan negri ini.

Salam hangat penuh cinta, dari kami kader Partai Keadilan Sejahtera.

Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani!

Mahabbah-‘Amal-Tawazun (Cinta-Kerja-Harmoni) 
Alfain Sahuda

Kamis, 06 Februari 2014

Lelaki Akhirat

“Kalau butir-butir korma ini harus kutelan semua baru maju berperang …. Oh betapa jauh sungguh jarak antara aku dengan surga.”

lnilah ungkapan seorang sahabat ketika mendengar Rasulullah SAW bersabda menjelang berkecamuknya perang Badar: 'Majulah kalian semua menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi.”

Kecemerlangan sahabat-sahabat Rasulullah SAW, serta semua manusia Muslim yang agung yang pernah memenuhi lembaran sejarah kejayaan umat ini, sesungguhnya difaktori - salah satunya - oleh 'hadirnya' akhirat - dan semua makna yang terkait dengan kata ini dalam benak mereka setiap saat.

Lukisan kenikmatan surga meringankan semua beban kehidupan duniawi dalam diri mereka. Lukisan kenikmatan surga meringankan langkah kaki mereka menyusuri napak tilas perjuangan yang penuh onak dan duri. Tak ada duri yang sanggup menghentikan langkah mereka. Sebab duri itu justru memberinya kenikmatan jiwa saat jiwa duniawinya sedang bermandikan sungai surga. Lukisan kenikmatan surga melahirkan semua kehendak dan kekuatan yang terpendam dalam dasar kepribadiannya. Tak ada kehendak akan kebaikan yang tak menjelma jadi realita. Tak ada tenaga raga yang tersisa dalam dirinya, semua larut dalam arus karya dan amal.

Lukisan kedahsyatan neraka memburamkan semua keindahan syahwat dalam pandangan mata hatinya. Lukisan kedahsyatan neraka mematikan semua kecendrungan pada kejahatan. Sebab kejahatan itu sendiri telah berubah menjadi neraka dalam jiwanya, saat sebelah kakinya telah terjerembab kedalam neraka dengan satu kejahatan, dan kaki yang satu akan menyusul dengan kejahatan kedua. Lukisan kedahsyatan neraka menghilangkan semua rasa 'kehilangan, kepahitan dan penyesalan' dalam dirinya saat ia mencampakkan kenikmatan syahwati.

Lukisan surga dan neraka memberi mereka kesadaran yang teramat dalam akan waktu. Makna kehidupan menjadi begitu sakral, suci dan agung ketika ia diletakkan dalam bingkai kesadaran akan keabadian. Kaki mereka menapak di bumi, tapi jiwa mereka mengembara di langit keabadian. Dari telaga keimanan ini mereka meneguk semua kekuatan jiwa untuk dapat mengalahkan hari-hari. Seperti apakah kenikmatan yang bisa diberikan syahwat duniawi kepadamu, jika ia engkau letakkan dalam neraka jiwamu. Seperti apa pulakah kepahitan yang dapat diberikan penderitaan duniawi kepadamu, jika ia engkau simpan dalam surga jiwamu.

Lukisan surga dan neraka yang memenuhi lembaran surat-surat Makkiyah, terkadang dipaparkan Allah SWT dengan gaya ilmiah yang begitu logis. Sama seperti ia terkadang melukiskannya dengan gaya deskripsi, begitu sastrawi dan menyeni, seindah-indahnya. Atau semengeri-ngerikannya. Lukisan pertama menyentuh instrumen akal dan melahirkan 'Al-Yaqin' akan kebenaran hari kebangkitan (akhirat). Lukisan kedua menyentuh instrumen hati dan selanjutnya melahirkan 'Khaufan Wa Thoma'an'.

Begitulah Al-Iman Bil Yaumil Akhir itu menjadi telaga tempat kita meneguk semua kekuatan jiwa untuk berkarya. Begitulah Al-Iman Bil Yaumil Akhir itu menjadi mesin yang setiap saat 'memproduksi' watak-watak baru yang positif dan Islami dalam struktur kepribadian kita.

Untuk 'memfungsikan' keimanan ini seperti ini, kita harus 'menghadirkan' maknanya setiap saat dalam benak dan hati kita. Sebab “…dari makna-makna kubur inilah akan lahir akal yang kuat dan tegar bagi sang kehendak," kata Musthofa Shidiq Al-Rofi’i.

oleh: M Anis Matta

Kini, Hanya Dakwah Ikhwanul Muslimin yang Dianggap Asing

"Mana Rabb kalian yang bernama Allah!?" Teriak penjaga penjara."HasbunaLlahu wani"mal Wakiil Nilmal Maulaa wa Ni'man Nashir", tahanan politik dari Ikhwan hanya membalas dengan dzikir.

"Allah lagi...Allah lagi...kalian sudah salah langkah. Allah gak akan menolong kalian. Buktinya di Rab'ah, kalian dibantai, nyawa kalian dilenyapkan, para wanita dihinakan, harta kalian disita...Manaaaa Allah...!", teriak sipir penjara makin emosi.

Sang tapol hanya menundukkan badan. Memohon dalam kesyahduan doa. Airmatanya nampak sudah mengering. Darah tak henti mengalir dari sekujur tubuh. Tak terdengar rintihan rasa sakit. Seakan rasa sakit telah sirna terbawa amarah murka jagal-jagal penjara.

Sungguh, Ikhwanul Muslimin kini terasing, ghurobaa. Dituduh kafir, murji'ah dan khowarij oleh Salafy hanya karena menyerukan perdamaian dengan Kristen Koptik yang minoritas. Dituduh Shufi dan Syiah oleh Hizb Nur Salafy, hanya mengamalkan dzikir Ma'tsurat Imam Hasan Al-Banna. Dituduh tidak nasionalis oleh ulama-ulama sulthon (penguasa). Dianggap antiminoritas oleh Kristen Koptik. Disebut teroris oleh pemerintah. Hingga disamakan denga agen Israel-antek AS oleh Hizbut Tahrir.

Semua tuduhan itu terbantahkan di dunia kenyataan. Bahasa kenyataan membalikkam 180 derajat. Hanya Ikhwan, jamaah yang menganut paham universalitas Islam di saat HT hanya terpangku menunggu khilafah dan meninggalkan jihad; Salafy yang hanya ribut masalah tauhid dan sunnah-sunnah, namun membiarkan jihad politik dikebiri oleh raja-raja yang bergelimang wanita dan materi; atau JT yang hanya memaknai khuruj sebagai ritual meninggalkan keluarga dan kampung sekitar. Ikhwan terbukti menjaga gereja dari anarkisme preman-preman. Ikhwan tak terperosok pada pertumpahan darah dan angkat senjata. Bahkan Kemendagri Mesir sudah terang-terangan menegaskan, pelaku pemboman bukan dari anasir Ikhwan. Namun sekali lagi, Ikhwan diasingkan. Mengapa?

Jawabannya, karena hanya Ikhwanul Muslimin yang masih emnjadikan Israel dan Zionisme sebagai musuh utama pergerakan Ikhwan, bukan yang lain. Karena spirit jihad melawan Israel dan Zionisme inilah, Ikhwan menerima hukuman dari budak-budak Yahudi di negeri-negeri Islam: Ikhwan harus terasing! Siapapun yang menjadi anggota Ikhwan harus siap dibunuh dan dilenyapkan! Hingga Israel dan Zionis tumakninah, karena muslimin yang tersisa hanya buih di lautan.

Kini saya memahami hadis: Islam itu dimulai dengan terasing dan akan kembali terasing. Di saat Islam dan pejuang Islam ditakuti Yahudi, bukan yang kompromi dengan Yahudi. Jadi Islam yang asing bukan sekedar janggut panjang, celana cangkring, mengibarkan bendera hitam aau putih. Tapi yang berani mengorbankan jiwa raga melawan perbudakan terhadap Yahudi dan antek-anteknya. Adapun yang hanya tampilan luar dan sibuk mengibarkan bendera tapi menebar kebencian, yakinlah ia binaan Yahudi. Alaahumma qad ballaghtu...fasyhad.

Umat Inisiator dan Umat Komentator

Umat Inisiator => Analisa realita, acara TV makin bahaya, maksiat merajalela. => Teringat solusi utama adalah kembali kepada Al-Qur'an. => Problemnya umat malasssssssssss. Tapi kalau ramai-ramai SEMANGAT. => Cling muncul ide; ODOJ (One Day One Juz). Subhanallah. Sebaran kebajikan ODOJ dirasakan.

Umat Komentator => Analisa peristiwa. Apapun dikomentari. TV diharamkan, tapi masih ditonton. Mengeluh maksiat makin merakyat. Tapi kalau ada dangdutan, merem melek. Dipikirannya tidak ada solusi. Hobinya lempar telunjuk: Gara-gara Demokrasi. Gara-gara Politik. Akibat ustadz-Kiai-. Nah pas ketika ada ODOJ. Ia komentar, "Apaan ODOJ? Gak ada Sunnahnya tahu? Ih amit-amit ... Sehalaman pun ia gak pernah khatam.

Dari ODOJ lahir ODOP One Day One Page, Menghafal Alqur'an 1 Halaman Perhari. Umat Inisiator, semangat mendaftar. Komentar paling pahit; "Berat memang. Tapi bismillah!" Komentar paling positif, "Siap ... biar ana jadi relawannya!"

Umat komentator, "Alaah ... ngapalin doang. Qur'an itu untuk diamalkan bukan dihafalkan!" Pedeeeesnya! Tambah lagi komennya, "NGerti kagak, pake belagu ngapalin Qur'an!" Dia sendiri baca Al-Kafirun gak selesai-selesai.
**** 
Banjir menerjang. 
Umat Inisiator => "Terjunkan relawan. Koordinasikan bantuan. Backup semua kebutuhan. Suplai air minum. Tentukan titik-titik banjir dan tempat evakuasi." Kebetulan supaya mudah koordinasi, seperti tim sepakbola, para relawan ini a! mengenakan seragam; ada PKS, Relawan Indonesia, Kepanduan, BSMI, Rumah Zakat. 

Umat komentator => Duh banjir aja jadi sarana kampanye! Dasar tukang jualan agama! Politik memang gak ada ikhlasnya dah mati nuraninya! Dibuatkan puisi yang isinya menyindir. Dia sendiri hanya berpangku tangan! 

Lainnya banyak. Tinggal memilih!

"Raih Kehormatan dan Kebaikan dengan Al Qur'an"



وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ ۖ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ

"Dan Sungguh, Al Qur'an itu benar-benar suatu kehormatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan dimintai pertanggungjawaban." (QS 43:44)

Ummatal qur'an hafidzokumulloh,

Nikmat terbesar dalam hidup adalah Al qur'anul karim. Kaum muslimin yg selalu berinteraksi dengan Al Qur'an mendapat kedudukan yg sangat istimewa.

Wa innahu ladzikrullaka, ladzikrullaka bermakna lasyarfun laka/kehormatan untukmu, dan kaummu dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban.

Ibrohnya:

1. Al Qur'an adalah kehormatan dan tanggung jawab. Kehormatan seluruh kaum mu adalah siapa yg terbaik dalam interaksinya dengan Al Qur'an. Sebagaimana: Khoirukum man ta'allamal wa 'allamahu.  Belajar Al Qur'an dan mengajarkannya. Atau Man 'amilalquran wa 'allamah.
Al Qur'an  juga merupakan masuliyah, tanggungjawab kita kepada Allah Swt, sejauh interaksi kita terhadap Al Qur'an.

Alhamdulillah kita dipilih untuk selalu berinteraski dengan Al Qur'an, diantaranya melalui sarana ODOJ (One Day One Juz) ini.

2. Al Khoiriyatu bada'at minal quran: kebaikan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dimulai dengan Al Qur'an.

Orang sejahat apapun kalau sudah mulai berinteraksi dengan Al Qur'an, membaca dan seterusnya, akan berubah menjadi orang yang lebih baik.

Contoh sahabat Umar bin Khothob, sebelum masuk islam, sebelum berinteraksi dengan Al Qur'an, beliau banyak melakukan kejahiliyahan: anak perempuannya dibunuh, membuat tuhan dari manisan/berhala untuk sembah, ketika lapar, tuhannya dimakan. Berniat membunuh Nabi Muhammad, ketika mendapat informasi bahwa saudara perempuannya dan iparnya sudah menjadi pengikut Muhammad Saw, berubah ingin membunuh saudara dan iparnya tersebut, tetapi ketika sampai di tempat persembunyian kaum muslimin, Umar bin Khothob mendengar tilawah Al Qur'an, surat Thoha, Umar berubah beliau masuk Islam. Dan Setelah masuk islam beliau menjadi pejuang Al Qur'an, beliau menjadi pemimpin yang keadilan termasyhur, tidak hanya kepada manusia, bahkan tumbuh-tumbuhan: 'seandainya sehelai daun jatuh di negeri irak disebabkan negara tidak mengurusnya, Umar bertanggungjawab."

Oleh karena itu, kalau kita ingin memperbaiki diri dan pemimpin mulailah dengan Al Qur'an. Kita lembutkan hati kita dengan berinteraksi dengan Al Qur'an.  Lau anzalna hadzal qur'an 'ala jabalin laroaitahu khosyi'an mutashoddi'an min khosyatillah.

Gunung bisa hancur, berubah dengan Al Qur'an, oleh karena itu kalau ada orang tidak berubah dengan Al Qur'an, siapa yang hatinya lebih keras?

Bidayatul khoir, meningkatkan kebaikan dimulai dengan Al Qur'an.

3. Ahli Al Qur'an di dalam Islam mendapat awlawiyat, diutamakan. Ketika di masjid belum ada imam, mau sholat berjamaah, siapa yg paling berhak menjadi Imam? ahlul qur'an.
Pertemuan semacam  ini tidak sekedar tatsqif/penambah wawasan, harus jadi arahan untuk diamalkan.

4. Supaya tidak terjebak dalam juz'iyah (parsial), orang yang ahlul quran adalah orang yg berjihad di jalan Alloh.

Ketika Rasul wafat, digantikan sahabat Abu Bakar ash shidiq, masalah utama saat itu adalah: murtad, munculnya nabi palsu, orang mulai tidak mau membayar zakat. Sahabat Abu Bakar. r.a. yang berperangai lemah lembut, ketika berhadapan dengan kondisi tersebut,  kebijakan yang beliau ambil perangi orang yang murtad, nabi palsu dan orang yang tidak membayar zakat.

Juga setelah dalam peperangan ada 70 penghafal Qur'an yang syahid di medan jihad, maka Umar ra  mempunya ide agar Al Qur'an dikodifikasikan, karena saat itu terserak di banyak tempat.

Sahabat Abu bakar awalnya menolak, ini bid'ah, tidak ada di jaman nabi. Namun setelah terjadi dialog dan Allah berikan syarhu sodr/kelapangan dada, Abu Bakar ra.  menerima masukan dari Umar bin Khothob ra.

Ketika kita dan anak keturunan kita berinteraksi dengal Al Qur'an, melalui tilawah, tadabbur, tahfidz, mengamalkan dan mendakwahkan Al Qur'an,  jangan lupa berjihad di semua sektor kehidupan (politik, ekonomi, pendidikan dsb).

Perjuangan kita harus utuh.

Wallohu a'lam bishowab.


*ditulis by @bambanghsbekasi

Popular Posts