Rabu, 01 Mei 2013

Genderang Perang itu Sudah Ditabuh !

Oleh Imam Maulana

Safari dakwah sudah berjalan, mesin politik partai mulai dipanaskan, genderang jihad siyasi sudah mulai ditabuh. Rangkaian tersebut menjadi lembaran pembuka bagi gerakan dakwah kita di tahun 2013 ini. Memang aktivitas politik ini memberi kita jadwal hidup yang sangat ketat karena ada pemilu lima tahunan, sehingga kita harus terus belajar untuk bekerja dengan rileks dalam keadaan stress berkepanjangan (working under pressure). Inipun menjadi pelajaran penting yang kita peroleh dalam proses tarbawiyah kita.

Menjadi 3 besar adalah target yang ingin kita capai, pun demikian Presiden PKS mengingatkan bahwa menjadi 3 besar bukan  berarti berada di urutan ketiga tetapi bisa juga yang kedua atau bahkan yang pertama. Hal ini tentunya membutuhkan adanya keyakinan yang kuat atas apa yang kita perjuangkan, membutuhkan tekad (‘azzam) yang kuat untuk menang.  Ada kader yang mulai kehilangan semangat dan keyakinan, Ada kader yang ‘sedikit’ merasa gentar melihat kekuatan pendukung kebathilan yang memiliki dana, tokoh,  media dan aksesoris lainnya yang lebih banyak. Ini tentunya tidak boleh terjadi. Pernah ketika masa awal kita dengan hanya 3000 kader bisa menghimpun hampir 2 juta suara, kita tidak punya tokoh, tetapi kita bisa menjadi partai islam terbesar di indonesia saat ini. Memang kepercayaan diri yang berlebihan pun tidak diperkenankan, karena Alloh mengingatkan kita akan kejadian Perang Hunain, Tetapi kita pun tidak boleh berprasangka buruk kepada Alloh,  Karena Alloh adalah sesuai dengan prasangka hambaNYA.

Memang proses pembesaran partai dakwah ini terutama disebabkan oleh menurunnya perolehan suara-suara partai-partai besar dan meningkatnya kepercayaan kepada institusi kita. Harus kita pahami bahwa PKS mengedepankan institusi bukan pada tokoh. Jadi kalau kita sudah tidak punya tokoh, kemudian institusi kita rapuh, maka apa yang akan dipilih orang dari PKS ini ? Tidak ada lagi.

Karenanya dari sekarang kita harus mulai melakukan Integrasi dalam tubuh partai terkait masalah efektifitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan besar dengan usaha yang seminimal mungkin. Soliditas harus mulai terbangun di berbagai level. Mutu gosip dalam liqo/usar harus meningkat pada level-level yang strategis, karena kalau obrolan-obrolannya hanya masalah-masalah kecil semuanya, terus yang akan membicarakan masalah-masalah besar siapa? dan jenis-jenis konflik yang sering terjadi antara ikhwah/kader harus mulai dilokalisir dan diminimalisir.


Mutu konflik kita kadang tidak menunjukan bahwa kita berkelas kata Anis Matta. Begitu juga dengan cara kita mengelola konflik, seringkali tidak menunjukan cara yang berkelas, padahal kita punya tradisi ilmiah, punya tradisi syuro’ dan seterusnya. Kita berharap seluruh potensi dakwah yang ada dapat berkontribusi dan dapat diberdayakan secara optimal. Sehingga ketika keyakinan sudah berhimpun, semangat dan kerja dengan penuh kesungguhan sudah dilakukan, disertai do’a dengan penuh kekhusyu’an di hadapan Alloh mudah-mudahan akan melengkapi syarat kemenangan yang ditetapkan karena memang kemenangan dakwah adalah semata-mata kehendak Alloh. Sehebat apapun strategi, sebanyak apapun dana dan sebanyak apapun amunisi yang kita miliki tidak akan berdampak ketika Alloh belum berkehendak, walaupun demikian hal-hal tersebut harus tetap kita miliki dan kita upayakan sebagai bagian sekunder dalam perjuangan menegakkan kalimat Alloh.

Verifikasi telah dilalui, Nomor urut telah diundi, kampanye politik siap bergulir, Daftar Caleg Sementara (DCS) sudah di daftarkan dan Genderang ‘jihad siyasi’ sudah ditabuh,  Inilah isyarat yang di sampaikan Abu Bakar Ash Shiddiq “Tidak ada suatu kaum yang meninggalkan Jihad, melainkan kehinaan pasti menimpanya”.

Bila kita renungkan lebih jauh, kita akan sampai pada kesadaran bahwa di depan kita terbentang jalan kehidupan yang amat panjang. Di sana bertebaran kerikil-kerikil tajam, duri-duri kebathilan. Sementara kafilah dakwah ini harus berpacu dalam waktu. Tak ada waktu untuk mengeluh, merengek atau kesempatan bermanja-manja. Kita harus terus berlari dan terus bekerja. Dan bila suatu saat engkau tertusuk duri,..teruslah berlari. Sebab jika engkau singgah mencabut duri itu, kafilah pasti meninggalkan engkau seorang diri.


Di penghujung  jalan itu, kita akan bertemu pohon besar, akarnya tertancap dalam tanah kehidupan, dan dahannya meninggi jauh ke langit angkasa. Pohon itu, kata Syaikh Abdullah Azzam, hanya hidup di atas tengkorak-tengkorak mujahid yang telah jadi tanah. Dan hanya tumbuh bila ia disiram dengan darah dan air mata. Sungguh sebuah jalan hidup yang keras.


"Dan orang-orang yang berjihad di (jalan) Kami, pasti Kami tunjuki ia jalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang baik”. (QS 29:69)
Wallohu’alam bishowab.

0 komentar:

Posting Komentar