Bak pinang di belah dua perilaku Rieke Diah Pitaloka sang Calon Gubernur
dari PDIP mengikuti jejak ibunya Megawati Soekarno Putri yang tak
pernah mengakui kekalahan dua kalinya di Pemilihan Presiden medio 2004
dan 2009. Public sudah mafhum adanya dendam kesumat Megawati terhadap
mantan anak buahnya yaitu SBY begitu keras sampai-sampai tak sekalipun
Megawati hadir di acara resmi kenegaraan yang dihadiri SBY semisal
upacara HUT Kemerdekaan RI yang sangat sakral tersebut.
Adalah kemenangan Aher-Demiz yang memantik sikap anti demokrasi seorang
Rieke, seperti banyak diprediksi sebelumnya oleh seluruh lembaga survey
dalam hasil quick count beberapa jam usai pemilukada digelar yang
menempatkan salah satu pasangan incumbent memenangi Pilkada Jabar hanya
dalam satu putaran. Buru-buru Rieke menyatakan ketidakabsahan dan
ketidakprofesionalan lembaga survey yang melakukan quick count, maklum
saja metodolgi statistik tidak banyak dipahami. Jika saja survey
tersebut dilakukan sebelum Pemilukada hasilnya mungkin saja akan banyak
berubah tetapi hasil survey usai pemilihan dari TPS-TPS kebenaranya
hampir dipastikan mendekati kenyataan.
Kini pleno KPU Jabar yang ditunggu pasangam Paten pun dinistakannya,
pasalnya KPU Jabar yang menempatakan petahana (incumbent) Aher-Demiz
menjadi pemenang diduga terjadi karena kecurangan-kecurangan sistematis
sang pemenang. Kini publik seolah tersadar bagaiamana Fauzi Bowo (FOKE)
yang kerap dipersepsikan antagonis dan dituduh membakar Jakarta mampu
berjiwa besar dengan mengakui kekalahan usai lembaga-lembaga survey
merilis hasil quick count yang mengalahkan pencalonannya di Pilkada DKI.
Sejatinya Pemilukada Jabar bukan merupakan pemilukada yang ideal jika
dikatakan jujur dan adil mungkin terlalu premature, tetapi setidaknya
Pemilukada yang di lakukan Provinsi Jawa Barat jauh lebih baik jika
menilik keberadaan pengawas independen yang cukup banyak, belum termasuk
unsur-unsur perguruan tinggi di Jawa Barat yang merupakan PTN/PTS
terbaik di Asia dan Indonesia. Jika memang sejak awal pemilukada Jabar
terindikasi curang maka sangat mungkin diketahui oleh pihak-pihak
tersebut, maka seharusnya dan sepatutnya semua pihak mengapresiasi dan
berjiwa besar untuk senantiasa mengakui kekalahan dan membangun Jabar
bebarengan, semoga. []
*http://politik.kompasiana.com/2013/03/04/namaku-rieke-aku-tidak-siap-kalah-
0 komentar:
Posting Komentar