Jumat, 19 April 2013

Bila Sang Macan Mengaum di Kandang Banteng

3
“ Peristiwa ini akan menjadi hentakan sejarah dan akan membangunkan macan tidur “ ( Anis Matta)

Banyak orang menganggap Anis Matta sedang melakukan demagogi politik. Terlepas hal itu benar atau salah pidato Anis menghadirkan effek samping yang dahsyat sekali.Ribuan orang berlinang air mata. Jutaan doa dan harapan dipanjatkan.Semangat baru kader –kader PKS kembali berkobar –kobar. Dan Sang Macan tidur ( Kader –kader PKS ) kembali bangkit .

Berbekal kemenangan Pilkada Jabar ,Sumut, dan beberapa pilkada di Nusantara sangat menguntungkan PKS sebagai media pembelajaran dalam melakukan planning, actuating, evaluating terhadap beberapa pilkada yang masih membuntutinya. Kemenangan dan kekalahan akan menjadi modal evaluasi yang sangat berharga untuk mengenjot perolehan tahun 2014.

Kini sang macan sedang serius menggarap Jawa Tengah. Dalam hal ini PKS yang berkoalisi dengan partai–partai lain seperti PKB, PPP, PBB, PKNU, dan Gerindra akan berhadapan dengan petahana Bibit Waluyo dan banteng muda Ganjar Pranowo pilihan Megawati.

Kita menyadari betul bahwa Jateng adalah habitat banteng. Lahan yang subur untuk berkembangnya banteng–banteng muda yang tangguh. Deretan kursi legeslatif disumbangkan oleh Jateng baik tingkat pusat, propinsi, maupun tingkat kabupaten, untuk memperkuat PDIP. Belum lagi kepala daerah setingkat bupati berasal dari keluarga banteng.

Kondisi inilah yang menarik Anis Matta untuk serius menggarap Jateng. Meskipun suara PKS tidak seberapa besar dibanding suara PDIP, akan tetapi dalam hal ini PKS punya sahabat koalisi seperti PPP, PKB, PBB, PKNU, dan Gerindra yang bisa menyumbangkan suara. Dalam beberapa kegiatan sepertinya yang begitu greget dengan pemenangan adalah PKS. Tanpa mengabaikansemangat partai –partai lain ternyata PKS demikian proaktifuntuk memenangkan kandidat yang diusungnya yaitu Hadi Prabowo–Don Murdono.

Dalam hal ketrengginasan PKS mensukseskan kemenangan HP–Don bolehlah PKS disebut sebagai komandan koalisi. Kenapa tidak Agenda Anis Matta yang segudang, mulai dari ketemu tokoh, kunjungan ke beberapa ulama, kunjungan ke media, dan milad PKS tahun 2013 yang ditempatkan di Jateng bukan sebagai strategi tanpa arti. Segudang kegiatan Anis Matta adalah strategi jitu yang banyak akan berpengaruh pada konstalasi politik menghadapi Pilgub Jateng. Jika mesin partai benar –benar digerakkan dengan ‘politik cinta’ sebagaimana yang dicetuskan Anis Matta , Jateng nantinya akan kaya warna.

Jika sederet kegiatan senada juga dilakukan oleh partai koalisi, tentu suasana Jateng pra Pilgub akan semakin semarak dan menggairahkan. Oleh sebab itu obsesi Anis Matta untuk mengubah Jateng yang tak lagi menjadi representasi warna merah menjadi tantangan baru para kader.

Menariknya dimana ? Selain yang diusung bukan merupakan kader inti PKS, kini Anis mengusung tema –tema cinta saat berinteraksi dengan masyarakat. Politik tak lagi menjadi sesuatu yang seram dan menakutkan, tapi bisa menghibur. Selain jargon baru PKS Cinta, Kerja, dan Harmoni menjadi bumbu–bumbu penyedap itu semakin nikmat dirasakan.

Sisi lain Megawati sebagai Ketum PDIP,juga mulai masuk gelanggang. Mengelus –elus banteng muda jagioannya, Ganjar Pranowo.. Jika di beberapa pilkada lain sang Ibu tak terlalu tajam bersuara, kini di Jateng istri Taufik Kemas ini sedikit menaikkan tempo sesumbar pertarungan.” Eeeh nanti dulu Jateng beda dengan dareah lainnya., Jateng adalah pakunya Jawa” Kata Mega menanggapi rival partai yang ingin mengubah Jateng.

Dari sini nampaknya Sang Ibu mulai terperangkap pada warisan sang ayah,Soekarno. Jateng yang harus dipertahankan warna merahnya. Ya Megawati adalah pewaris ideologi sang ayah, untuk menjaga eksistensi kandang banteng agar tak jebol oleh kehadiran pendatang baru. Tapi jangan lupa banyak media menyebut Soekarno muda telah tampil, mengisi mimbar–mimbar publik. Soekarno muda mulai mengisi pikiran–pikiran kaum muda dengan orasi–orasi cinta.

 Soekarno muda telah tampil mengisi kekosongan jiwa akan ajaran yang lebih bergairah. Soekarno muda mengisi bilik–bilik hati yang kering akan nuansa politik yang menghibur bukan saling mengubur.

 Bagaimanapun juga Anis Matta juga telah banyak belajar dari perjalanan sejarah Presiden RI 1, Bung karno. Di Pilgub Jateng siapapun yang terpilih adalah pilihan terbaik rakyat. Sukses masyarakat Jateng

Dimasmul Prajekan 
*http://politik.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar