pkssumut.or.id, Berniat mencari kekayaan dengan
bergabung di Partai Keadilan Sejahtera atau yang biasa disingkat dengan PKS,
tak ubahnya seperti “jauh panggangan dari api’’, sesuatu yang mustahil bagi
mereka yang ada di Partai ini.
Jangankan mendapatkan uang bahkan Para kader PKS dianjurkan mengeluarkan uang untuk membiayai agenda-agenda Partai. Jangan kira kader PKS di palakkin, atau di pungliin (pungutan liar), apa yang kader PKS lakukan tidak lebih karena kesadaran mereka bahwa merekalah yang menghidup-hidupi PKS bukan mereka yang di hidupi PKS. Kebiasaan mengeluarkan infaq dakwah di setiap agenda pengajian rutinan para kader, memberikan efek positif bagi pertumbuhan mental ‘memberi’ ketimbang meminta.
Perkataan rasulullah yang mengatakan ‘ tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah’ tampaknya sudah menjadi mindset kader PKS dan menjadikan mereka terbiasa mengeluarkan sebahagian hartanya untuk kepentingan-kepintangan ummat, terlihat dari aksi-aksi solidaritas Palestina yang tak sekali dua kali dilakukan namun berkali-kali, tak lantas membuat dana bantuan yang dikumpulkan berkurang malah setiap kali diadakan setitap kali itu pulalah bertambah. Maka tak salah jika sebuah artikel mengatakan “terbuat dari apakah kader-kader PKS!”.
Hal yang tidak bisa kita temukan di partai lain atau bahkan dikebanyakan ormas-ormas tertentu. Jika dikalkulasikan dengan hitung-hitungan manusia, maka kebanyakan orang akan berasumsi menjadi kader PKS itu bakalan buntung alias rugi karena banyaknya iuran-iuran yang diedarkan mulai dari kotak infaq yang bergentayangan sampai dengan iuran 1 kg beras setiap bulanya. Namun jika di kalkulasikan dengan hitungan ilahiah, maka infaq ataupun iuran tersebut sebenarnya sarana mempermudah para kader PKS untuk mengeluarkan harta-harta yang bukan semestinya dimiliki.
Lantas apa yang menyebabkan kader PKS tetap bertahanan??
Menurut analisis saya, pertama adalah ‘prasangka baik’ atau bahasa kerennya ‘husnudzhon’, kerap kali masalah menerpa menyebabkan terguncangnya kepercayaan kader terhadap PKS, namun pemimpin mereka segera menginstruksikan untuk tetap percaya dan mendoakan semoga ditunjukkan jalan yang terbaik.
Keempat, merasa butuh dengan PKS tak lebih sebagai sarana mempermudah penyebaran kebaikan, bukan sarana ambisius jabatan belaka. PKS hanya media dan sarana untuk mempermudah langkah-langkah kebaikan berjalan dan tak menjadikan PKS segala-galanya.
Cinta | Kerja | Harmoni
Enni Saragih
*http://politik.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar